Ada hal-hal yang seperti senja, diam-diam datang, lalu pergi. Ada pula yang seperti hujan, selalu kembali, meski tak selalu deras. Blog ini, setelah sepuluh tahun terlelap dalam sunyi, kini kembali menyala. Ia bukan sekadar nyala api kecil yang ragu, melainkan kobaran yang telah menyimpan cukup bara dalam tidurnya.
Blog ini bangkit. Bukan sebagai nostalgia, bukan untuk mengulang yang sudah lalu. Ia kembali seperti hujan yang pulang ke bumi, seperti daun yang tetap tumbuh meski musim silih berganti.
Dulu, blog ini adalah panggung. Angka-angka menari, rumus-rumus bersenandung, dan para pengunjung—lebih dari sejuta jumlahnya—bertepuk tangan di barisan kursi maya. Excel adalah rajanya, mengatur tatanan dunia dalam kotak-kotak kecil yang serupa jendela. Betapa menakjubkan, bahwa sesuatu yang sekadar barisan angka bisa menjelma cerita, bisa melahirkan pemahaman baru.
Lalu datanglah jeda. Entah karena lelah, entah karena dunia terlalu bising dengan hal-hal lain. Blog ini seperti buku yang tergeletak di rak paling tinggi, dihinggapi debu, dilupakan. Namun, ada buku yang ketika dibuka kembali, aromanya tetap sama. Ada kata-kata yang, meski tertidur, masih tetap utuh menunggu dibaca.
Kini ia bangun. Bukan sebagai museum, bukan sebagai peringatan masa lalu, tapi sebagai ladang yang hendak ditanami benih-benih baru. Excel tetap ada, seperti akar yang tak akan tercabut. Tapi cabangnya ingin menjangkau langit yang lebih luas: kata, rasa, perjalanan, pemikiran yang melampaui batas tabel dan formula.
Sebab hidup bukan hanya angka yang tertata rapi. Kadang ia acak, kadang ia porak-poranda. Seperti cerita-cerita kehidupan para raja yang menghantam kesadaran kita tanpa peringatan, seperti sinetron yang mengintip absurditas dari celah jendela dunia yang kita kira biasa saja.
Dan kita akan berjalan bersama. Menyusuri lorong-lorong kata, menemukan hal-hal kecil yang selama ini terlewatkan. Seperti angin yang melihat hujan dengan cara yang tak pernah kita pikirkan, kita pun akan belajar menemukan makna di balik angka, di balik rutinitas, di balik hari-hari yang tampaknya biasa saja.
Karena hidup, seperti blog ini, selalu punya cara untuk kembali menyala. Kadang sebagai nyala kecil yang penuh harapan, kadang sebagai kobaran yang tak terduga. Tapi yang pasti, ia kembali. Dan siap untuk diceritakan lagi.
Haeruddin, 9 Maret 2025.
1 komentar:
wah wah wah, ternyata pak Guru punya bakat seni terpendam. Apa mungkin selama 10 tahun bertirakat lalu dapat wangsit? wkwkwk
Posting Komentar