Senin, 17 Maret 2025

Nuzulul Qur'an: Antara Cahaya Ilmu dan Kemerdekaan Semu Santri Pulang Kampung

 




Malam merambat pelan, langit berselimut wahyu. Nuzulul Qur’an, malam saat cahaya turun, menerangi belantara hati manusia yang sering kali dikeruhkan oleh debu dunia. Malam itu bukan sekadar peristiwa, tapi pijakan sejarah. Sebuah ketukan keras di pintu kesadaran, bahwa manusia tak diciptakan untuk sekadar hidup, tapi untuk memahami, mencari, dan menjadi.


Nuzulul Qur'an: Antara Cahaya Ilmu dan Kemerdekaan Semu Santri Pulang Kampung

Jumat, 14 Maret 2025

Ramadhan di Pasar Waru: Antara Spiritual dan Duniawi


Ramadhan
. Bulan di mana manusia dipanggil untuk menahan lapar, tapi entah kenapa pasar justru semakin riuh. Aroma gorengan dan manisan bertaburan seperti godaan yang dijajakan oleh para pedagang setan. Pasar Waru adalah miniatur dunia: tawa, lapar, keinginan, dan, tentu saja, kebingungan.

Seperti menumpuk data tanpa filterhidup kita bisa penuh dengan angka-angka yang menumpuk tanpa makna

Mencari Sunyi di Tengah Riuh

Kadang, di tengah keramaian itu, ada ruang kecil yang luput dari pandangan: seorang bapak tua duduk di sudut, memegang setangkup kurma dengan tatapan kosong. Tak banyak kata. Tak banyak tawa. Hanya ada ia dan kurma-kurma itu, yang mungkin baginya lebih dari sekadar makanan berbuka — mungkin ia adalah doa yang menggantung di ujung harap.

Di tengah ribuan langkah yang berlalu-lalang, ada keheningan yang diam-diam berbicara. Tentang rasa cukup. Tentang syukur yang tak perlu dipamerkan.

Bukankah Ramadhan juga tentang mencari sunyi di tengah riuh?
Tentang menemukan bahwa kekayaan bukan selalu tentang apa yang kita genggam, tapi apa yang bisa kita lepaskan.

Seperti file Excel yang dibuka di layar laptop, penuh tabel dan angka. Ada saatnya kita save, ada saatnya kita close. Karena tidak semua yang tercatat perlu dibawa ke halaman berikutnya. Ada beban-beban yang harus dihapus, agar kita bisa membuka lembar baru dengan hati yang ringan.

Suasana Pasar Waru selama Ramadlan

Anak-anak berlarian di antara lampu kelap-kelip wahana permainan. Kereta mini berjalan pelan, membawa mereka melingkar-lingkar, seolah hidup memang begitu: berputar di tempat yang sama tapi merasa berpindah. Orang tua mengantar, tapi sebenarnya siapa yang mengantar siapa? Mungkin orang tua sedang mencari hiburan dari rutinitas, atau mungkin hanya sekadar ingin merasa bahwa anak mereka bahagia. Sementara itu, dari kejauhan, suara tadarus dan tarawih bergema. Ayat-ayat suci mengalir, mengetuk dinding-dinding jiwa yang mungkin sudah lama retak.


Ada benturan yang tak kasat mata. Antara spiritual dan pasar. Antara sunyi masjid dan riuhnya permainan. Seperti dalam lembaran Microsoft Excel, di mana sel-sel data diisi dengan angka-angka kehidupan. Ada yang terformat sebagai "angka-angka riang" penuh warna dan hiburan, ada pula yang berupa "formula" yang mencari makna dan kebenaran. Tapi seperti Excel, hidup juga membutuhkan keseimbangan. Salah memasukkan formula, hasilnya bisa salah kaprah. Salah menempatkan nilai, seluruh tabel makna bisa kacau. Bukankah Ramadhan seharusnya seperti proses validasi data? Menyaring mana yang benar dan mana yang hanya ilusi?


Dan ketika sore menjelang, kuliner mulai berbaris di sepanjang jalan. Bau gorengan menampar hidung yang lapar. Aneka takjil tersaji seperti parade kecil bagi nafsu yang sudah ditahan sejak pagi. Ironis, bukan? Puasa adalah menahan, tapi buka puasa adalah melampiaskan. Seperti menumpuk data tanpa filter, hidup kita bisa penuh dengan angka-angka yang menumpuk tanpa makna. Lalu di mana letak sederhana yang diajarkan Rasulullah? Atau mungkin kita memang terlalu sibuk mengisi perut, hingga lupa bahwa Ramadhan adalah perjalanan menembus lapar menuju makna.

Belajar dari Hiruk Pikuk Pasar

Pasar Waru mengajarkan tentang keseimbangan. Tapi keseimbangan bukanlah soal angka yang sama. Ia adalah tentang bagaimana setiap langkah dipilih dengan kesadaran. Apakah kita makan karena lapar atau karena takut terlihat kekurangan? Apakah tawa anak-anak di kereta mini adalah tawa kebebasan, atau sekadar pelarian dari kenyataan? Seperti dalam Excel, kadang kita harus melakukan "sort" dan "filter" dalam hidup. Memilah mana yang penting dan mana yang sekadar gangguan visual yang memperlambat proses menuju makna.


📌 Baca juga: Tutorial Membuat Arsip Online Surat

Ramadhan seharusnya menjadi ruang untuk bertanya. Bukan ruang untuk menjawab. Karena setiap suapan, setiap tawa, setiap langkah di pasar yang riuh itu, menyimpan pertanyaan-pertanyaan yang kadang kita takut untuk menjawabnya. Dan mungkin, di tengah hiruk-pikuk itu, kita akan menemukan jawaban yang paling jujur: bahwa hidup memang sesederhana menahan lapar, tapi serumit memahami mengapa kita harus menahannya.

Menyusun Formula Hidup

Pasar Waru, dengan segala riuhnya, bukan sekadar tempat berjualan. Ia adalah cermin kecil dari pergulatan batin manusia. Antara yang sakral dan profan. Antara yang sunyi dan yang riuh. Dan Ramadhan, dengan segala rahmatnya, bukan hanya soal berapa banyak yang bisa ditahan, tapi berapa banyak yang bisa dimaknai dalam setiap detiknya. Sebagaimana dalam Excel kita menggunakan fungsi IF, SORT, dan FILTER untuk menyusun data menjadi bermakna, dalam hidup pun kita perlu menyusun pilihan-pilihan dengan kesadaran penuh. Hidup membutuhkan "formula" yang tepat agar hasil akhirnya bukan sekadar angka, tapi makna yang sejati. 


"Bagaimana suasana Ramadhan di tempat Anda? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar!"

#RamadhanBerkah #PasarRamadhan #RefleksiRamadhan #MaknaPuasa #KeseimbanganHidup #KontemplasiDiri #SpiritualitasRamadhan #KulinerRamadhan


Ramadhan di Pasar Waru: Menyusun Formula Makna

Minggu, 09 Maret 2025

Ada hal-hal yang seperti senja, diam-diam datang, lalu pergi. Ada pula yang seperti hujan, selalu kembali, meski tak selalu deras. Blog ini, setelah sepuluh tahun terlelap dalam sunyi, kini kembali menyala. Ia bukan sekadar nyala api kecil yang ragu, melainkan kobaran yang telah menyimpan cukup bara dalam tidurnya.

Sepuluh tahun adalah waktu yang cukup lama untuk sesuatu yang diam. Ia bukan sekadar jeda, melainkan tidur panjang, seperti buku yang tertinggal di rak paling tinggi—berdebu, nyaris terlupakan. Tapi, bukankah waktu selalu punya cara untuk membangunkan yang tertidur?

Blog ini bangkit. Bukan sebagai nostalgia, bukan untuk mengulang yang sudah lalu. Ia kembali seperti hujan yang pulang ke bumi, seperti daun yang tetap tumbuh meski musim silih berganti.
— Blog Ini Kembali Menyala

🌱 Sebuah Refleksi

Dulu, blog ini adalah panggung. Angka-angka menari, rumus-rumus bersenandung, dan para pengunjung—lebih dari sejuta jumlahnya—bertepuk tangan di barisan kursi maya. Excel adalah rajanya, mengatur tatanan dunia dalam kotak-kotak kecil yang serupa jendela. Betapa menakjubkan, bahwa sesuatu yang sekadar barisan angka bisa menjelma cerita, bisa melahirkan pemahaman baru.

Lalu datanglah jeda. Entah karena lelah, entah karena dunia terlalu bising dengan hal-hal lain. Blog ini seperti buku yang tergeletak di rak paling tinggi, dihinggapi debu, dilupakan. Namun, ada buku yang ketika dibuka kembali, aromanya tetap sama. Ada kata-kata yang, meski tertidur, masih tetap utuh menunggu dibaca.

Senyap bukan berarti tidak ada suara. Sepi bukan berarti kosong. Kadang, diam adalah bentuk paling jujur dari proses tumbuh.

Blog ini dulu lahir bukan karena saya jago. Bukan juga karena saya ingin disebut pakar. Ia lahir dari kegemaran mencatat, mencicil pengetahuan, dan merawat rasa ingin tahu. Saya tidak pernah merasa paling tahu, hanya tak ingin pengetahuan lewat begitu saja.

Sepuluh tahun lalu, ExcelHeru sempat aktif menyapa. Ada banyak cerita, catatan, dan tutorial Excel yang saya tulis dengan semangat sederhana: agar tak hanya saya yang terbantu, tapi juga kamu.

Namun waktu bergulir. Saya terseret arus rutinitas yang padat, kehilangan arah, dan blog ini pun tertidur. Lama. Sangat lama.

Tapi hari ini, saya membuka pintunya lagi.

Kini ia bangun. Bukan sebagai museum, bukan sebagai peringatan masa lalu, tapi sebagai ladang yang hendak ditanami benih-benih baru. Excel tetap ada, seperti akar yang tak akan tercabut. Tapi cabangnya ingin menjangkau langit yang lebih luas: kata, rasa, perjalanan, pemikiran yang melampaui batas tabel dan formula.

Sebab hidup bukan hanya angka yang tertata rapi. Kadang ia acak, kadang ia porak-poranda. Seperti cerita-cerita kehidupan para raja yang menghantam kesadaran kita tanpa peringatan, seperti sinetron yang mengintip absurditas dari celah jendela dunia yang kita kira biasa saja.

Dan kita akan berjalan bersama. Menyusuri lorong-lorong kata, menemukan hal-hal kecil yang selama ini terlewatkan. Seperti angin yang melihat hujan dengan cara yang tak pernah kita pikirkan, kita pun akan belajar menemukan makna di balik angka, di balik rutinitas, di balik hari-hari yang tampaknya biasa saja.

Karena hidup, seperti blog ini, selalu punya cara untuk kembali menyala. Kadang sebagai nyala kecil yang penuh harapan, kadang sebagai kobaran yang tak terduga. Tapi yang pasti, ia kembali. Dan siap untuk diceritakan lagi.

Blog ini mungkin berdebu, tapi saya ingin membersihkannya pelan-pelan. Ingin menghidupkan kembali ruang berbagi ini, dengan nada yang lebih dewasa, lebih terarah, namun tetap hangat dan jujur.


🌱 Sedikit Catatan dari Perjalanan

Selama masa vakum itu, saya tetap bergelut dengan Excel, data, dan pekerjaan kantor. Dan saya sadar: banyak sekali trik, formula, dan pendekatan baru yang seharusnya bisa saya dokumentasikan di sini. Sayang kalau hanya berhenti di saya.

Mulai hari ini, selain tulisan reflektif seperti ini, saya akan kembali menulis:

  • 📌 Tutorial praktis Excel, yang bisa langsung kamu terapkan di tempat kerja.
  • 📈 Tips efisiensi kerja lewat Excel dan Google Sheets.
  • 📁 Template gratis untuk laporan, absensi, budgeting, dan lainnya.
  • 🔁 Review atau update dari artikel lama agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman sekarang.

Saya ingin menjadikan blog ini bukan hanya sebagai ruang nostalgia, tapi juga referensi bermanfaat bagi siapa pun yang ingin meningkatkan keterampilannya, khususnya di dunia kerja yang makin bergantung pada data dan efisiensi.


🤝 Kalau Kamu Juga Ingin Menulis Lagi...

Blogging bukan tren yang hilang. Ia hanya berubah bentuk. Bahkan di era media sosial dan AI seperti sekarang, konten tulisan yang rapi, otentik, dan jujur tetap dicari—baik oleh manusia maupun mesin pencari.

Kalau kamu pernah punya blog yang terbengkalai, atau sedang berpikir untuk mulai menulis, ini mungkin saat yang tepat. Tidak perlu sempurna. Cukup mulai dari satu topik kecil yang kamu kuasai.


Terima kasih karena masih mau mampir ke sini. Saya akan berusaha konsisten. Tidak setiap hari, mungkin tidak setiap minggu. Tapi semampunya, seotentik mungkin.

Salam hangat,
Haeruddin, 9 Maret 2025

Setelah Sepuluh Tahun, ExcelHeru Kembali Menyapa

Kamis, 13 September 2012


Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.

Kepergian Bapak Mabrur Masyhud meninggalkan lubang yang besar dalam komunitas Excel Indonesia. Sosok moderator yang sabar, kontributor yang handal, dan pribadi yang menyenangkan akan sangat dirindukan. Namun, warisan ilmu dan semangat berbagi yang telah beliau tanamkan akan terus hidup dan menginspirasi generasi pengguna Excel di masa depan.


Secara pribadi, saya memiliki kenangan yang tak terlupakan dalam berinteraksi dengan beliau melalui email, yang bermula dari keaktifan beliau di milis XL-Mania dan Belajar-Excel. Kedua milis ini merupakan jantung dari komunitas Excel Indonesia pada masanya, menjadi platform utama bagi para penggemar dan pengguna Excel untuk saling bertukar informasi, bertanya jawab, dan memecahkan berbagai tantangan terkait spreadsheet. Bapak Mabrur Masyhud, dengan identitas maya Mbak Siti Vi, adalah salah satu figur sentral yang menghidupkan kedua milis ini.


📘 Kenangan Pribadi bersama Beliau


Suatu ketika, sebagai seorang pemula yang baru menyelami dunia VBA (Visual Basic for Applications) di Excel, saya memberanikan diri untuk bertanya mengenai dasar-dasar pembuatan User Defined Function (UDF) sederhana untuk menghitung nilai rata-rata dari sebuah range. Saya ingat betul betapa bingungnya saya saat itu dengan sintaks dan logika pemrograman VBA.



Dengan kerendahan hati dan kesabaran yang luar biasa, Bapak Mabrur Masyhud (atau Mbak Siti Vi, seperti yang saya kenal saat itu) membalas email saya dengan penjelasan yang sangat gamblang dan mudah dipahami. Beliau tidak hanya memberikan kode VBA yang langsung jadi, tetapi juga menguraikan langkah demi langkah logika di baliknya.



Saya masih ingat jelas bagaimana beliau menjelaskan dua pendekatan yang berbeda. Pertama, beliau menunjukkan cara memanfaatkan fungsi-fungsi bawaan Excel yang sudah ada di dalam VBA, seperti WorksheetFunction.Average. Beliau menjelaskan bagaimana fungsi-fungsi ini dapat diakses dan digunakan dalam kode VBA kita untuk mempermudah perhitungan. Penjelasan ini sangat membantu saya memahami bagaimana VBA dapat berinteraksi dengan fitur-fitur Excel yang sudah familiar.



Namun, yang lebih mengesankan lagi, beliau juga menjelaskan metode yang murni menggunakan pemrograman VBA. Beliau menunjukkan bagaimana cara melakukan iterasi melalui setiap sel dalam range yang diberikan, menjumlahkan nilainya, dan kemudian membaginya dengan jumlah sel untuk mendapatkan rata-rata. Beliau menjelaskan konsep looping (For Each...Next), penggunaan variabel untuk menyimpan nilai dan jumlah, serta pentingnya penanganan error.



Penjelasan beliau sangat sistematis dan disertai dengan contoh kode yang jelas dan ringkas. Beliau juga tidak segan memberikan tips dan trik terkait penulisan kode VBA yang baik dan efisien. Yang paling saya hargai adalah kesabaran beliau dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan lanjutan saya yang mungkin terkesan naif bagi seorang ahli sepertinya. Beliau selalu menjawab dengan ramah dan memberikan dorongan untuk terus belajar.





Pengalaman berinteraksi langsung dengan beliau melalui email tersebut memberikan dampak yang sangat besar dalam perjalanan belajar VBA saya. Penjelasan beliau yang jelas dan komprehensif tidak hanya membantu saya memahami cara membuat UDF sederhana untuk mencari rata-rata, tetapi juga menumbuhkan minat dan kepercayaan diri saya untuk terus mengeksplorasi lebih jauh kemampuan VBA dalam Excel.


Kenangan ini menjadi salah satu bukti nyata betapa besar dedikasi Bapak Mabrur Masyhud dalam berbagi ilmu dan membantu sesama, bahkan kepada seorang pemula seperti saya saat itu. Keramahan dan keahlian beliau akan selalu saya kenang.


📘 Tribute kepada Kontributor Excel Indonesia

Di tengah derasnya arus informasi dan teknologi, ada sosok-sosok senyap yang memilih untuk berbagi, mendidik, dan membangun komunitas—bukan demi popularitas, tapi karena cinta terhadap ilmu. Salah satu sosok itu adalah almarhum Bapak Mabrur Masyhud, atau yang lebih dikenal sebagai Mbak Siti Vi dalam forum-forum Excel.

Kontribusi beliau bukan hanya dalam bentuk jawaban-jawaban teknis di forum, melainkan juga semangat membimbing, memotivasi, dan merangkul pengguna baru untuk terus belajar. Beliau adalah representasi nyata dari nilai "Ilmu yang bermanfaat adalah sedekah yang tak akan pernah putus."

🔗 Melanjutkan Jejak Langkah Mereka

  • 🌟 Terus belajar dan berbagi ilmu Excel dengan etika.
  • 🤝 Membantu sesama pengguna tanpa pamrih.
  • 🧠 Menjadikan teknologi sebagai alat untuk memudahkan, bukan menyulitkan.

Karena di balik setiap fungsi VLOOKUP dan IF, ada jiwa-jiwa yang ingin membantu orang lain memahami dunia kerja yang semakin kompleks.


🌱 Refleksi Nilai Kehidupan dari Sosok Mahaguru

Sosok almarhum mengajarkan kita bahwa keahlian teknis bukan segalanya. Lebih dari itu, cara kita berbagi ilmu dan memperlakukan sesama jauh lebih penting. Di tengah dunia digital yang cepat dan kadang penuh tekanan, beliau hadir sebagai pengingat bahwa kesabaran, kesederhanaan, dan keikhlasan adalah nilai-nilai yang abadi.

Beliau tidak hanya menguasai rumus, tetapi juga paham makna hidup yang dalam: bahwa ilmu harus diamalkan, bukan dipamerkan.


📜 Perjalanan dan Kiprah di Komunitas Excel Indonesia

Selama lebih dari satu dekade, kontribusi almarhum di berbagai forum, blog, dan grup diskusi Excel di Indonesia telah membantu ribuan orang. Banyak pemula yang mengaku "naik kelas" berkat bimbingan beliau. Bahkan beberapa komunitas menyebut beliau sebagai “ensiklopedia hidup Excel Indonesia.”

Nama Mbak Siti Vi bukan hanya dikenal karena jawaban yang tepat, tapi juga karena gaya interaksi yang rendah hati dan mengayomi. Inilah warisan yang tak ternilai harganya.


💡 Peran Komunitas Excel dalam Meningkatkan Literasi Teknologi

Di era digital ini, kemampuan menggunakan aplikasi spreadsheet seperti Excel menjadi bagian dari literasi teknologi yang esensial. Komunitas Excel seperti yang pernah dibimbing almarhum adalah tempat di mana siapa pun bisa belajar dari nol, tanpa takut dihakimi.

Dari menghitung anggaran rumah tangga, menyusun data penelitian, hingga membuat dashboard profesional, semua bisa dipelajari di komunitas ini. Maka penting bagi kita untuk meneruskan semangat berbagi dan saling bantu di dunia digital.


🛐 Doa untuk Almarhum

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah beliau, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkannya di sisi para kekasih-Nya. Dan semoga kita semua mampu meneruskan semangat beliau dalam belajar dan berbagi ilmu, khususnya di dunia Excel yang kita cintai bersama.

Al-Fatihah untuk beliau. 🤲

Selamat Jalan Mahaguru Excel Terbaik Indonesia

Sabtu, 25 Agustus 2012

Analisis Soal Pilihan Ganda: Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran

🎯 Pendahuluan

Analisis Butir Soal adalah proses untuk menilai kualitas soal-soal yang diajukan dalam sebuah tes. Analisis ini bertujuan untuk memastikan bahwa soal-soal yang diberikan memiliki daya diskriminasi yang baik dan tingkat kesukaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua jenis analisis soal yang paling umum dilakukan: Analisis Daya Pembeda dan Analisis Tingkat Kesukaran Soal.

Dengan menggunakan Microsoft Excel, kita dapat dengan mudah menghitung dan menganalisis soal pilihan ganda. Penjelasan berikut ini akan memberikan panduan praktis tentang cara melakukan analisis tersebut dengan menggunakan rumus-rumus Excel, sehingga Anda dapat dengan cepat membuat program analisis soal sesuai dengan kebutuhan Anda.

📊 Daftar Isi

  1. Langkah 1: Membuat Tabel Jawaban Siswa
  2. Langkah 2: Menyisipkan Kolom Peringkat
  3. Langkah 3: Membuat Daftar Kelompok Atas dan Kelompok Bawah
  4. Langkah 4: Menentukan Daya Pembeda
  5. Langkah 5: Mencari Tingkat Kesukaran
  6. 🎯 Penutup

🔢 Langkah 1: Membuat Tabel Jawaban Siswa

Pertama, buatlah sebuah tabel yang berisi jawaban dari setiap siswa. Tabel ini akan mencakup jawaban setiap soal, serta jumlah benar yang telah dijawab oleh siswa. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat tabel:

  1. Buat tabel dengan baris pertama sebagai header yang mencantumkan nomor soal dan nama siswa.
  2. Masukkan jawaban siswa pada masing-masing kolom yang sesuai dengan soal yang diajukan.
  3. Gunakan rumus =SUM((E12:N12=E$9:N$9)*(E12:N$9<>"")) pada sel O13 untuk menghitung jumlah jawaban benar.

Setelah selesai, jangan tekan Enter langsung, tetapi tekan Alt + Shift + Enter untuk menyelesaikan rumus array.

🔢 Langkah 2: Menyisipkan Kolom Peringkat

Langkah berikutnya adalah menentukan peringkat siswa berdasarkan jumlah nilai yang mereka peroleh. Namun, perlu diingat bahwa sering kali ada siswa dengan nilai yang sama. Untuk itu, kita perlu menambahkan nomor urut siswa yang membedakan peringkat mereka.

  1. Tambahkan kolom peringkat di sebelah kanan tabel siswa.
  2. Gunakan rumus =0+(P12&100-B12) pada kolom peringkat untuk memisahkan siswa dengan nilai yang sama.
  3. Salin rumus tersebut ke bawah agar semua siswa memiliki nomor urut yang sesuai.

🔢 Langkah 3: Membuat Daftar Kelompok Atas dan Kelompok Bawah

Kelompok atas terdiri dari 27% siswa dengan nilai tertinggi, sedangkan kelompok bawah terdiri dari 27% siswa dengan nilai terendah. Berikut adalah cara untuk menentukan kelompok atas dan bawah:

  1. Gunakan rumus untuk mencari nomor urut siswa dari kelompok atas.
  2. Gunakan rumus untuk menampilkan nama siswa yang berada di kelompok atas.
  3. Ulangi proses tersebut untuk kelompok bawah dengan menggunakan rumus .

🔢 Langkah 4: Menentukan Daya Pembeda

Setelah menentukan kelompok atas dan bawah, langkah selanjutnya adalah menghitung Daya Pembeda (DP) untuk setiap soal. Daya Pembeda digunakan untuk menilai seberapa efektif soal membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah.

Rumus yang digunakan adalah:

DP = (2(KA-KB))/n

Dimana:

  • KA adalah jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar.
  • KB adalah jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar.
  • n adalah jumlah total siswa.

Jika DP lebih dari 0.25, maka soal tersebut diterima, antara 0.01 dan 0.25 diperbaiki, dan jika DP kurang dari 0 maka soal tersebut ditolak.

🔢 Langkah 5: Mencari Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal, gunakan rumus:

TK = JB/n

Dimana:

  • JB adalah jumlah siswa yang menjawab benar.
  • n adalah jumlah total siswa.

Jika tingkat kesukaran (TK) kurang dari 0.3, soal tersebut dianggap sulit; jika antara 0.3 hingga 0.7, soal tersebut dianggap sedang; dan jika lebih dari 0.7, soal tersebut dianggap mudah.

🎯 Penutup

Demikianlah langkah-langkah sederhana dalam menganalisis soal pilihan ganda menggunakan Microsoft Excel. Dengan mengikuti prosedur ini, Anda dapat dengan mudah menilai kualitas soal dan mengetahui apakah soal yang digunakan sudah cukup baik atau perlu diperbaiki. Pengetahuan ini sangat berguna bagi guru atau pembuat soal dalam merancang tes yang lebih efektif dan berkualitas. Semoga panduan ini bermanfaat dan dapat membantu dalam menganalisis soal ujian dengan lebih mudah dan akurat.

Demikianlah langkah-langkah secara sederhana membuat Analisis Soal Pilihan Ganda (Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran). File contoh bisa didownload di sini. atau di sini

Analisis Soal Pilihan Ganda (Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran)

Sabtu, 04 Agustus 2012

Cara Menandai Jadwal Pelajaran Bentrok di Excel

Cara Menandai Jadwal Pelajaran Bentrok di Excel

Menandai jadwal pelajaran yang bentrok di Excel adalah cara yang efektif untuk mengelola jadwal. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana menggunakan fitur Conditional Formatting di Excel untuk menandai bentrokan jadwal pelajaran.

Informasi tentang Cnnditional Formatting dapat dilihat di Modifikasi sel Excel berdasarkan Kriteria. dan Cara Mencegah Input Data kembar

Langkah-langkah Menandai Jadwal Bentrok

Ikuti langkah-langkah berikut untuk menggunakan Conditional Formatting:

  1. Blok Data pada kolom yang berisi waktu pelajaran.
  2. Pilih Menu Home, lalu klik Conditional Formatting.
  3. Pilih New Rule untuk membuat aturan baru.
  4. Pilih “Use a formula to determine which cells to format”.
  5. Masukkan Formula: =AND(COUNTIF($D3:$K3,D3)>1,D3<>"").
  6. Pilih Format dengan warna yang mencolok agar bentrokan mudah terlihat.
  7. Tekan OK dan lihat hasilnya!

Contoh Jadwal

Misalnya, kita memiliki jadwal pelajaran sebagai berikut:

Kita akan menandai jadwal yang memiliki kode guru yang sama dalam satu baris dengan warna merah.


Keuntungan Menggunakan Conditional Formatting

Salah satu keuntungan menggunakan teknik ini adalah kita bisa melakukan copy-paste data tanpa mempengaruhi rumus yang telah diterapkan pada jadwal.

Kesimpulan

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat dengan mudah menandai bentrokan jadwal pelajaran di Excel menggunakan Conditional Formatting. Ini akan sangat membantu dalam mengelola jadwal dan memastikan tidak ada kelas yang bentrok.

Untuk tutorial lebih lanjut, baca artikel lainnya di Excel Heru.

Cara Menandai Jadwal Pelajaran Bentrok

Senin, 14 Mei 2012

Hyperlink adalah salah satu fasilitas di Excel yang sangat membantu dalam mempermudah navigasi sebuah workbook. Membuat hyperlink juga sangat mudah. Tulisan kali ini adalah membuat Hyperlink dengan metode yang sedikit berbeda dengan biasanya.
Cara ini saya gunakan dalam pembuatan menu pada APLIKASI RAPORT 2011-2012 yang diupload di blog ini.
Metode yang digunakan adalah dengan memanfaatkan salah satu Worksheet_Events, yakni Worksheet_SelectionChange. Sebelum membahas langkah pembuatan hyperlink, perlu dibahas sedikit tentang Worksheet_Events.

Membuat Hyperlink dengan Worksheet_Event (Sebuah Alternatif)